MAKALAH
AUDIT
TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN
PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Di susun oleh
RIANA
NOVITA ERCIC009035
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
UNIVERSITAS
JAMBI
2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugai ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun
kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini lebihlanjut, akan
penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima
kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Akhirnya, tiada
gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah
mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwahasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data
danreferensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jambi, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Kasus 8
BAB III
Kesimpulan 10
Daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Boynton,dkk. (2003). Modern
Auditing. Jakarta : Erlangga.
Mulyadi.
(2002). Auditing buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi.
(2002). Auditing buku 2. Jakarta: Salemba Empat
IAI. (2001).
Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat
BAB I
PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD
1.1 Latar Belakang
Perusahaan seringkali mengeluarkan sumber daya untuk
mendapatkan, mengembangkan, memelihara atau memperkuat sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan
dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak
kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk
merek produk/brand names). Contoh aset tidak berwujud yang dicakup dalam judul
luas tersebut adalah : peranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film
gambar hidup, daftar pelanggan, hak penguasaan hutan, kuota impor, waralaba,
hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan
pangsa pasar.
Dalam definisi aset tidak berwujud
terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dibedakan secara
jelas dengan muhibah ( goodwill ). Muhibah ( goodwill ) yang
timbul dari pengabungan usaha berbentuk akuisisi mencerminkan pembayaran yang
dilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan memperoleh manfaat
ekonomis di masa depan. Manfaat ekonomis di masa depan akan timbul dari sinergi
antara aset yang diperoleh yang dapat diidentifikasi atau dari aset, yang
secara individual, tidak
memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan keuangan walaupun yang mengakuisisi
bersedia untuk membayar aset tersebut.
1.2 Pengertian Aktiva Tak Berwujud
Aktiva tak berwujud ( intangible assets )
adalah aktiva
jangka panjang yang secara fisisk tidak
bisa dinyatakan dan tidak
untuk diperjualbelikan, tetapi digunakan dalam kegiatan perusahaan.
Aktiva tak berwujud mencerminkan hak istimewa
atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Hak
paten, hak cipta, franchises, goodwill adalah jenis-jenis aktiva tidak berwujud pada umumnya.
Menurut
PSAK No. 19 ( IAI : 2007:P.8) , aset tidak berwujud adalah aset non moneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan
administratif.
Aktiva tak berwujud didefinisikan sebagai
aktiva modal yang tidak mempunyai wujud fisik dan nilainya tergantung pada hak
dan keuntungan dari kepemilikan. Dimana banyak intagibles ini berupa semacam hak monopoli kepada pemiliknya,
seperti paten, copyright, franchise dll. Akuntansi untuk aktiva tak berwujud
mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva jangka panjang lainya,
yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi
dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ) , dan akuntansi untuk jumlah jika
nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.
1.3 Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :
1. Kurang memiliki
eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti property, pabrik,
dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan
pada perusahaan yang menggunakannya.
2. Bukan merupakan
instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang usaha, dan investasi
jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik,
tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan
instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau
ekuivalen kas di masa depan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi
subjek amortisasi, Aktiva tak berwujud menyediakan jasa selama periode
bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya dibebankan pada periode masa
mendatang melalui beban amortisasi periodic.
1.4 Klasifikasi Aktiva Tak Berwujud
1. Cara akuisisi (
manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membelinya
dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain. Cara
lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri
melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
2. Dapat
diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa tak berwujud dapat
diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen,
merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan
tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya.
Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti
loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
3. Dapat dipertukarkan
( exchangeability ). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi dapat dijual
maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan. Contohnya termasuk paten, merek
dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya, yang dapat depertukarkan
kecuali dengan menjual perusahaan itu juga .
Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada
pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini secara terpisah ( terlepas
dari perusahaanya ). Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud yang tidak
dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan
memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan dengan aktiva lainya dan
tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.
4. Periode manfaat
yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva tak berwujud, seperti
biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan dalam jangka
waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur hukum selama 17 tahun,
dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam kontrak lease.
1.5 Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud
melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang diaplikasikan untuk
aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :
1. Pada akuisisi menerapkan prinsip
biaya.
2. Selama periode penggunaan,
menerapkan prinsip penandingan.
3. Pada disposisi,
menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan
sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Mencatat Biaya Pembelian Aktiva Tak Berwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat
diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli,
biaya transfer dan hukum, dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan
akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya pasar saat ini dari semua penukar yang
diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana yang lebih dapat ditentukan.
Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tak berwujud
Cara Akuisisi
Jenis Pembelian Dibuat secara internal
1. Aktiva tak Berwujud
yang dapat diidentifikasi
secara terpisah ( hak paten,
merek dagang, dan biaya
organisasi )
1.Di kapaitalisasikan pada
biaya akuisisi.
2. Diamortisasi selama umur
hukum atau estimasi masa
manfaat mana yang lebih
singkat dengan umur
maksimum 40 tahun
1. Dibebankan atau dikapitalisasi
tergantung pada aktiva tak
berwujud tertentu.
2. Jika dikapitalisasi, akan di
amortisasi sebagai aktiva tak
berwujud yang dibeli.
2.Aktiva tak berwujud yang
tidak dapat diidentifikasi
secara terpisah ( goodwill )
1. Dibebankan pada saat
terjadinya.
2. Tidak tersedia pilihan untuk
pengkapitalisasian, sehingga
tidak akan ada amortisasi
Mencatat Biaya Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.
Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten.
Hanya biaya yang
secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud
tersebut hanya akan
diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya
penelitian yang sangat besar untuk
membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan paten
tersebut yang
dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang
dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang
dibuat secara internal mungkin tidak mencerminkan nilainya, sedangkan biaya
yang dikapitalisasi untuk
aktiva tak berwujud yang dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan
mencermikan nilainya.
Amortisasi Biaya Aktiva Tak Berwujud
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva
tak berwujud :
1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur
manfaat
maksimum.
2. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang
dpat mengubah
batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat
mengurangi umur
manfaat.
4. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok
pegawai.
5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat
membatasi
keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat
diproyeksikan dengan
layak.
7. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual
dengan umur manfaat
efektif yang bervariasi.
Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai
residu. Biaya aktiva tak
berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau
umur hukum tidak
terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan
dari penggunaan aktiva tak
berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang belum
diamortisasikan, maka aktiva
tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian penurunan ini langsung
diakui sebesar perbedaan
antara nilai buku dan nilai wajar. Niali buku aktiva yang telah direvisi
akan diamortisasi selama sisa umur
manfaat aktiva tersebut, tetapi periode amortisasi tidak lebih dari 40
tahun.
Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan,
biaya yang belum diamortisasi
harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui dan
dicatat. Keuntungan atau
kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan
dan biaya yang belum
diamortisasi.
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aktiva tak
berwujud yang dapat
diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara
terpisah. Contohnya : mencangkup hak
paten, hak cipta, merek dagang, dan waralaba ( tetapi bukan biaya
organisasi )
Paten
Paten adalah sebuah hak khusus yang diakui secara hukum dan terdaftar Di
Kantor Hak Paten Amerika
Serikat. Hak tersebut membuat pemegangnya dapat menggunakan, menjual, dan
mengendalikan
barang-barang, proses, atau kegiatan yang tercangkup dalam paten tanpa
adanya pengaruh atau
gangguan dari luar. Pendaftaran Paten di Kantor Paten tidak menjamin adanya
perlindungan. Sebuak
paten tidak akan menjadi hak khusus, kecuali bila paten tersebut dapat
dimenangkan di pengadilan, jadi
ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk memepertahankan paten dipengadilan
harus dikapitalisasi
sebagai bagian dari biaya paten. Jika tuntutan tidak dapat dimenangkan,
maka biaya hukum dan biaya
paten yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian penurunan niali ini
harus didebet untuk setiap
jumlah yang diharuskan. Paten memiliki umur hukum selama 17 tahun, walaupun
umur paten biasanya
lebih pendek karena kemajuan teknologi dapat menyebabkan produk kehilangan
keunggulan kompetitif
dengan cepat.
Hak Cipta
Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para penulis
literatur, musisi, artistic, dan
pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta memiliki hak ekslusif seperti hak
mencetak, mencetak ulang,
menyalin pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salainan itu, dan untuk
mengerjakan atau mencatat
pekerjaan. Undang-undang hak cipta tahun 1978 melindungi umur hak cipta itu
selama umur penulis
ditambah 50 tahun. Hak cipta dapat dijual atau secara kontrakual diserahkan
kepihak lainya. Biaya hak
cipta diukur sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak cipta tidak
memiliki umur ekonomis untuk
keseluruhan umur hukumnya, maka biaya hak cipta harus diamortisasi selama
peride diharapkan
menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh diamortisasi melebihi sisa
umur hukumnya atau 40
tahun, mana yang lebih singkat.
Merek Dagang Dan Nama Dagang
Merek Dagang ( seperti lambang ‘busur emas’ Mcdonald ) dan Coca-cola adalah
nama symbol atau
identitas lain yang membedakan perusahaan produk, jasa. Semuanya dapat
didaftarkan ke Kantor Paten
di Amerika untuk memperjelas kepemilikan atau perlindungan hukum. Merek
dagang dan anam dagang
yang telah diperbaharui setelah 20 tahun, yang akan menambah umurnya
manjadi tidak terbatas.
Jumlah ekuivalen yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan
dikapitalisasi. Biaya yang secara
langsung terjadi dalam pengembangan, perlindungan , perluasan, pendaftaran,
atau mempertahankan
merek dagang harus dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur manfaat
merek dagang itu atau selama
40 tahun, mana yang lebih singkat.
Waralaba
Suatu waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual dimana pemilik
waralaba (franchisor)
memberikan hak kepada pemegang waralaba (franchise) untuk menjual produk
atau jasa tertentu,
untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan
fungsi fungsi tertentu,
biasanya didaerah geografis yang telah ditentukan.
Franchisor, yang telah mengembangkan suatu konsep atau produk yang unik
melindungi konsep atau
produknya dengan paten, hak cipta, merek dagang, atau nama dagang.
Franchise memperoleh hak
untuk memanfaatkan ide ide atau produk franchisor dengan menandatangani
perjanjian waralaba.
Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh
pemerintah kota dan penggunaan
property public oleh suatu perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan saluran
telepon untuk tv kabel
atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis. Hak pengoperasian seperti
itu diperoleh melalui
perjanjian dengan unit atau lembaga pemerintah, yang sering kali disebut
sebagai lisensi (licenses) atau
ijin.
Perbaikan Leasehold
Lease merupakan hal yang diberikan oleh salah satu pihak kep pihak kedua
untuk menggunakan suatu
properti, pabrik atau peralatan, yang umumnya untuk jangka waktu tertentu.
Dalam keadaan tertentu,
lease dikapitalisasi sebagai aktiva oleh pihak yang menerima hak untuk
menggunakan property, dan
pada keadaan lainya,
dan pada keadaan lainya lease tidak dikapitalisasikan
BAB
I
PENDAHULUAN
PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP AKTIVA
TIDAK BERWUJUD
A. MASALAH
AKTIVA TIDAK
BERWUJUD
1.
Definisi Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva tak berwujud ( intangible assets ) adalah aktiva jangka panjang yang
secara fisisk
tidak bisa dinyatakan dan tidak untuk diperjualbelikan,
tetapi digunakan dalam kegiatan perusahaan. Aktiva tak berwujud mencerminkan hak
istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan. Hak paten, hak cipta, franchises, goodwill adalah jenis-jenis aktiva tidak berwujud
pada umumnya.
Menurut PSAK No. 19 (
IAI : 2007:P.8) ,
aset tidak berwujud adalah aset non
moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan
barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan
administratif. Perusahaan seringkali mengeluarkan sumber daya untuk
mendapatkan, mengembangkan, memelihara atau memperkuat sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan
implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual,
pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand
names).
Contoh aset tidak berwujud yang dicakup dalam judul luas tersebut adalah :
peranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar
pelanggan, hak penguasaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok
atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar. Dalam definisi aset
tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dibedakan secara jelas dengan muhibah ( goodwill
).
Muhibah ( goodwill
) yang timbul dari pengabungan usaha berbentuk akuisisi mencerminkan pembayaran
yang dilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan memperoleh
manfaat ekonomis di masa depan. Manfaat ekonomis di masa depan akan timbul dari
sinergi antara aset yang diperoleh yang dapat diidentifikasi atau dari aset,
yang secara individual, tidak memenuhi syarat untuk diakui
dalam laporan keuangan walaupun yang mengakuisisi bersedia untuk membayar aset
tersebut.
2. Manfaat Ekonomis Masa Depan
Manfaat ekonomis masa
depan yang timbul dari aset tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang
atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari
penggunaan aset tersebut oleh perusahaan. Misalnya penggunaan hak kekayaan intelektual
dalam suatu proses produksi
tidak meningkatkan
pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi.
B KARAKTERISTIK
Aktiva tak berwujud memiliki tiga
karakteristik utama :
1. Kurang memiliki
eksistensi fisik
Tidak seperti aktiva berwujud seperti property, pabrik dan perlatan, aktiva
tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau
privilege yang di berikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
2.
Bukan merupakan Instrumen Keuangan
Aktiva seperti
deposito bank, piutang usaha dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik,
tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva
ini merupakan insrtumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak ( klaim )
untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
3.
Bersifat Jangka Panjang dan menjadi Subjek Amortisasi
Aktiva tak berwujud menyediakan jasa selama
periode bertahun – tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya di bebankan pada periode masa mendatang
melalui beban amortisasi periodic.
Aktiva tak berwujud ( Intangible Assets )
di bagi lagi berdasarkan karakteristik berikut :
1.
Dapat di identifikasikan
2.
Cara perolehan
3.
Periode manfaat yang di harapkan
4.
Terpisah dari perusahaan secara keseluruhan
PENILAIAN
Harga
Perolehan Aktiva Tidak Berwujud
Harga perolehan aktiva tidak berwujud adalah
semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aktiva tersebut. Aktiva tidak berwujud dicatat dalam perkiraan sebesar
harga perolehannya. Besar harga perolehan tergantung dari cara memperoleh aktiva tidak berwujud tersebut.
Bila aktiva tidak berwujud diperoleh
dari pembelian, maka besarnya harga perolehannya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan
pada saat pembelian. Sedangkan bila diperoleh dari pertukaran dengan aktiva lain, harga
perolehannya didasarkan atas harga jual ( harga pasar ) dari aktiva yang dipakai
untuk penukar. Bila aktiva
tidak berwujud diperoleh
tanpa pengeluaran apapun, maka aktiva tersebut tidak dinilai harga perolehannya. Aktiva tidak berwujud yang demikian tidak boleh
disajikan dalam neraca.
Perolehan Terpisah
Jika suatu aset tidak
berwujud
diperoleh secara terpisah, biaya aset tidak berwujud biasanya dapat diukur secara andal.
Biaya perolehan suatu aset tidak berwujud
terdiri atas harga beli, termasuk bea masuk (impor), pajak yang sifatnya tidak dapat
direstitusi (nonrefundable) dan semua pengeluaran yang dapat dikaitkan
langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai
dengan tujuannya. Pengeluaran yang dapat dikaitkan secara langsung, misalnya,
imbalan profesional konsultan hukum. Apabila ada diskonto atau rabat, maka
diskonto atau rabat itu mengurangi biaya perolehan aset.
Pertukaran
Aset
Suatu aset tidak
berwujud
mungkin diperoleh melalui pertukaran atau tukar tambah dengan aset tidak berwujud yang tidak sejenis atau
dengan aset lainnya. Biaya perolehan aset tidak berwujud tersebut diukur sebesar nilai wajar
aset yang diterima, yang sama dengan nilai wajar aset yang diserahkan, setelah
diperhitungkan dengan jumlah uang tunai atau setara kas yang diserahkan.
Aktiva
Tak Berwujud yang dibeli
Jika aktiva tidak berwujud di peroleh
dengan saham atau di tukarkan dengan aktiva lain , maka biaya aktiva tidak berwujud adalah
nilai pasar wajar dari pertimbanhan yang di berikan / nilai pasar wajar aktiva tidak berwujud yang
diterima , mana yang memiliki bukti lebih jelas. Apabila aktiva tidak berwujud
digabungkan dengan aktiva
berwujud ,
maka biayanya dialokasikan berdasarkan nilai pasar wajar / nilai jual relatif.
Aktiva
Tak Berwujud yang di buat secara
Internal.
Biaya yang terjadi
secara internal untuk menciptakan aktiva tak berwujud dibebankan pada saat biaya itu di keluarkan.
Cara Perolehan
Jenis Aktiva Tak Berwujud
Dibeli
Dibuat secara Internal
Aktiva Tak Berwujud
yang
Dikapitalisasi
Dibebankan, kecuali
Dapat
Diidentifikasikan
biaya
tertentu.
Secara khusus.
Aktiva Tak Berwujud
Dikapitalisasi.
Dibebankan.
Jenis Goodwill.
Tahap Riset
Perusahaan
tidak boleh
mengakui aset tidak
berwujud yang
timbul dari riset ( atau dari tahap riset pada suatu proyek internal ).
Pengeluaran untuk riset ( atau tahap riset pada suatu proyek internal ) diakui
sebagai beban pada saat terjadinya.
Contoh-contoh kegiatan riset adalah :
a)
Kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru
b)
Pencarian, evaluasi, dan seleksi penerapan temuan riset atau pengetahuan
lainnya,
c)
Pencarian altenatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa,
dan
d)
Perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi berbagai alternatif kemungkinan bahan
baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa.
Merek, daftar pelanggan
yang dihasilkan secara internal, dan hal-hal sejenis yang substansinya sama tidak boleh diakui
sebagai aset tidak
berwujud.
Pernyataan ini
mengandung pandangan bahwa pengeluaran dalam rangka menghasilkan merek, daftar
pelanggan yang dihasilkan secara intern, dan hal-hal sejenis yang substansinya
sama tidak
dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan. Oleh
karena itu, hal-hal tersebut tidak diakui sebagai asset tidak berwujud.
Pengakuan Beban
Pengeluaran untuk suatu
pos aktiva tidak berwujud diakui
sebagai suatu beban pada saat terjadinya, kecuali :
a.
Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aktiva tidak berwujud yang memenuhi criteria pengakuan
b.
Pos tersebut diperoleh melalui suatu penggabungan usaha yang berbentuk akuisisi
dan tidak
dapat diakui sebagai aktiva
tidak berwujud. Apabila
demikian halnya, maka pengeluaran tersebut ( yang termasuk dalam biaya
perolehan akuisisi ) merupakan bagian dari muhibah ( goodwill ) atau muhibah
negative pada tanggal akuisisi.
Beban
Masa Lalu Tidak Diakui sebagai Aktiva
Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang
awalnya diakui oleh perusahaan sebagai beban dalam laporan keuangan tahunan
atau laporan keuangan interim periode sebelumnya tidak boleh diakui sebagai bagian dari harga
perolehan aktiva
tidak berwujud di
kemudian hari.
Pengeluaran
Setelah Perolehan.
Pengeluaran setelah aktiva tidak berwujud diperoleh
diakui sebagai beban pada saat terjadinya pengeluaran, kecuali :
a.
Pengeluaran tersebut besar kemungkinannya akan meningkatkan manfaat ekonomis
masa depan sehingga menjadi lebih besar daripada standar kinerja yang
diperkirakan semula.
b.
Pengeluaran tersebut dapat diukur dan dikaitkan dengan aktiva secara andal.
Jika persyaratan-persyaratan di atas
dipenuhi, maka pengeluaran setelah perolehan harus ditambahkan kepada biaya
perolehan aktiva
tidak berwujud.
Pengeluaran setelah aktiva tidak
berwujud diperoleh (
pengeluaran setelah perolehan ) diakui sebagai beban jika pengeluaran tersebut
dibutuhkan untuk memelihara
aktiva agar dapat
beroperasi pada standar kinerja yang diperkirakan semula.
Ø Amortisasi Aktiva Tak Berwujud
Alokasi periodik atas
biaya atau harga perolehan dari aktiva tidak berwujud disebut
amortisasi. Amortisasi adalah alokasi harga perolehan aktiva tidak berwujud untuk dibebankan sebagai beban tiap tahun ( tiap
periode ) sesuai dengan umur aktiva yang
bersangkutan.
Jumlah yang dapat
diamortisasi dari aset
tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan
perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat suatu aset tidak
berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap
digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung saat aset siap untuk
digunakan.
Amortisasi aktiva
tidak berwujud harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
pembebanan biaya dapat dilakukan secara sistematis selama masa manfaatnya. Untuk aktiva tidak berwujud yang
dikelompokkan sebagai aktiva
yang masa kegunaannya
tidak terbatas,
amortisasinya dapat dilakukan secara sistematis berdasarkan pertimbangan yang
layak.
Apabila dalam
kenyataannya aktiva tidak
berwujud tersebut
memiliki masa kegunaan yang berbeda dengan yang diperkirakan semula, maka dapat
dilakukan koreksi atas jumlah amortisasi masa berikutnya. Apabila dalam kenyataannya aktiva tidak berwujud
tersebut sudah tidak ada
manfaatnya lagi, maka lebih baik dihapuskan sekaligus.
Amortisasi aktiva tidak berwujud dilakukan dengan
mendebit akun beban amortisasi aktiva yang bersangkutan dan
mengkredit langsung pada akun aktiva yang
bersangkutan.
Jatuh tempo aktiva tak berwujud disebut amortisasi. Factor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat adalah :
1.
Ketentuan hukum, peraturan atau kontraktual.
2.
Ketentuan untuk pembaruan, atau perpanjangan.
3.
Pengaruh keusangan, permintaan, persaingan, dan factor – factor ekonomi
lainnya.
4.
Masa manfaat dapat parallel dengan ekspektasi umur pelayanan dari pribadi /
kelompok karyawan.
5.
Tindakan yang diharapkan dari pesaing dan yang lain dapat membatasi keunggulan
kompetitif.
6.
masa manfaat yang tampaknya
tidak terbatas pada
kenyataanya dapat menjadi tidak pasti dan manfaatnya tidak dapat diproyeksikan
secara layak.
7.
Suatu aktiva tak berwujud dapat terdiri dari gabungan banyak factor
individual dengan umur efektif yang bervariasi.
Aktiva tak berwujud harus di amortisasikan selama
periode yang tidak melebihi
40 tahun. Aktiva tak berwujud yang diperoleh dari perusahaan lain ( biasanya
goodwill ) tidak boleh dihapus pada saat
perolehan.
Menilik sejarah
pesatnya perkembangan teknologi, piranti lunak computer, dan banyak aktiva
tidak berwujud lainnya rentan terhadap keusangan teknologi. Oleh
karena itu, masa manfaat aktiva tidak berwujud
cenderung pendek.
Metode Amortisasi
Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis oleh
perusahaan. Jika pola tersebut tidak
dapat ditentukan secara andal, maka harus digunakan metode garis lurus.
Biaya amortisasi setiap periode harus diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya
mengizinkan atau mengharuskannya untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat aktiva
lain.
Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasi jumlah yang dapat
diamortisasi dari suatu
aktiva atas dasar yang
sistematis sepajang masa manfaatnya. Metode-metode ini meliputi metode garis
lurus, metode saldo menurun, dan jumlah unit produksi.
Amortisasi biasanya diakui sebagai beban. Namun kadang-kadang, manfaat ekonomis
yang terkandung dalam suatu aktiva
diserap oleh perusahaan untuk menghasilkan aktiva lainnya dan tidak menimbulkan beban. Dalam
hal demikian, beban amortisasi merupakan bagian dari harga pokok aktiva lain tersebut dan
dimasukkan ke dalam nilai tercatat tercatatnya. Misalnya, amortisasi aktiva tidak berwujud yang digunakan dalam proses
produksi dimasukkan ke dalam nilai tercatat persediaan.
Nilai
Sisa
Nilai sisa suatu aktiva tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali :
a.
Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aktiva
tersebut pada akhir masa manfaatnya, atau
b.
Ada pasar aktif
bagi aktiva tersebut dan
:
1)
Nilai sisa aktiva dapat ditentukan dengan
mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut.
2)
Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa pasar yang aktif tersebut akan
tetap ada pada akhir masa manfaat aktiva.
Contoh :
a.
Perusahaan membeli hak paten sebesar Rp 100.000.000. Masa manfaat adalah 17
tahun dan telah dikeluarkan 7 tahun yang lalu sebelum tanggal pembelian. Masa
manfaat yang tersisa adalah 10 tahun ( 17 tahun – 7 tahun ), maka :
Amortisasi per tahun = Rp 100.000.000 :
10 tahun
= Rp 10.000.000
Ayat Jurnal yang perlu dibuat pada akhir
tahun :
Beban
Amortisasi
Rp 10.000.000
Paten
Rp 10.000.000
b.
Pada awal tahun buku sebuah perusahaan mengeluarkan uang sebesar Rp 3.400.000
untuk memperoleh hak paten. Pada saat memperoleh hak paten, perusahaan tersebut
menjurnal :
Paten
Rp 3.400.000
Kas
Rp 3.400.000
Perhitungan amortisasi tiap tahun :
Rp 3.400.000 : 17 = Rp 200.000
Tiap akhir tahun jurnal penyesuaian yang dibuat
:
Beban
Amortisasi
Rp 200.000
Paten
Rp 200.000
Goodwill ( di Amerika Serikat ) dapat
diamortisasi pada periode
tidak lebih dari 40
tahun. Misalnya, goodwill senilai Rp 4.800.000, dibeli tanggal 5 Januari, bulan
pertama tahun fiskal. Diputuskan untuk diamortisasikan dalam jangka maksimal
yang diizinkan.
Amortisasi tiap tahun = Rp 4.800.000 :
40 = Rp 120.000
Jurnal penyesuaian :
Beban
Amortisasi
Rp 120.000
Goodwill
Rp
120.000
B. AKTIVA TAK BERWUJUD YANG DAPAT DIIDENTIFIKASIKAN SECARA KHUSUS.
Ø Paten
Hak paten adalah suatu
hak yang diberikan kepad pihak yang menemukan atau menciptakan sesuatu yang
baru agar pihak yang menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru tersebut
dapat memanfaatkan dan mengelolanya selama jangka waktu yang telah ditetapkan
dapat selama 17 tahun.
Paten ( patents ),
yaitu hak yang diberikan pemerintah ( Direktorat Paten, Departemen Kehakiman )
kepada perusahaan atau seseorang atas suatu penemuan baru.
Dua jenis utama paten
adalah paten produk, yang meliputi produk fisik actual, dan paten proses, yang
mengatur proses untuk membuat suatu peroduk. Paten memberikan kepada pemegang
hak eksklusif untuk menggunakan, membuat dan menjual suatu produk / proses
selama periode 20 tahun tanpa campur tangan / pelanggaran dari pihak lain.
Amortisasi paten dapat
dihitung atas dasar waktu / dasar unit yang diproduksi dan dapat dikredit
langsung ke akun paten. Cara lain adalah mengkredit akun Akumulasi Amortisasi
Paten.
Ø Hak Cipta
Hak cipta ( copy right
), yaitu hak yang diberikan pemerintah kepada perusahaan atau seseorang atas
karya-karya tulisan dan seni yang dihasilkan.
Hak cipta adalah suatu
hak yang diberikan kepada pihak-pihak yang menciptakan
Hak cipta merupakan hak
yang diberikan pemerintah kepada para penulis, pelukis, pemusik dan seniman
lain atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta diberikan selama umur
penciptanya ditambah 50 tahun, dan memberikan kepada pemilik / pewarisnya , hak
eksklusif untuk memproduksi ulang dan menjual suatu pekerjaan artistic /
yang dipublikasikan.
Hak cipta tidak dapat diperbarui. Masa
manfaat hak cipta lebih pendek dari umur hukumnya ( umur hidup pencipta
ditambah 50 tahun ).
Ø Merek Dagang dan Nama Dagang.
Merek dagang / nama
dagang adalah suatu kata, frase atau symbol yang membedakan /
mengidentifikasikan suatu perusahaan / produk tertentu. Umur merek dagang, nama
dagang / nama perusahaan dapat tak terbatas namun biaya harus diamortisasikan
selama periode yang mendapatkan manfaat yang tidak melebihi 40 tahun.
Ø
Lease hold
Leasehoid adalah suatu
persetujuan kontraktual antara lessor ( pemilik property ) dan lesse ( penyewa
property ) yan memberikan hak kepada lesse untuk menggunakan property tertentu
yang dimiliki oleh lessor, selama periode waktu tertentu sebagai imbalan atas
pembayaran kas yang telah ditetapkan dan pada umumnya secara periodic. Masalah
khusus muncul pada situasi berikut :
# Pembayaran di muka Lease
# Pengembangan Leasehdd
# Lease modal.
Ø Waralaba dan Lisensi
Waralaba ( Franchise )
adalah penjanjian kontraktual di mana pemilik waralaba memberu\ikan hak kepada
pemegang waralaba untuk menjual produk / jasa tertentu, untuk mnggunakan merek
dagang / nama dagang tertentu / melakukan fungsi – fungsi tertentu biasanya di
daerah geografis yang telah ditentukan.
Lisensi adalah hak
pengeperasian diperoleh melalui perjanjian dengan unit / lembaga pemerintah.
Biaya waralaba / lisensi denagn umur yang terbatas harus diamortisasikan selama
periode tidak melebihi 40 tahun.
C.
GOODWILL
Goodwill seringkali
disebut sebagai
aktiva yang paling tak berwujud dari aktiva tak berwujud karena goodwill hanya dapat
diidentifikasikan pada bisnis secara keseluruhan.
Ø Pencatatan Goodwill
1.
Goodwill yang diciptakan secara Internal
Tidak boleh
dikapitalisasikan dalam akun, karena pengukuran komponen goodwill terlalu kompleks
dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan sangat sulit.
2.
Goodwill yang Dibeli
Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan
perusahaan dibeli karena goodwill merupakan suatu penilaian “ going concern “
dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan
secara keseluruhan.
Ø Amortisasi Goodwill
Tiga pendekatan dasar :
1.
Membebankan goodwill dengan segera ke ekuitas pemegang saham.
2.
Mempertahankan goodwill untuk jangka waktu tidak
terbatas kecuali terjadi penurunan nilai.
3. Menamortisasi
goodwill selama masa manfaat.
Goodwill tidak boleh
langsung dihapus / diamortisasi selama lebih dari 40 tahun. Amortisasikan
goodwill harus dihitung dengan menggunakan metode garis lurus kecuali jika
metode lainnya dianggap lebih sesuai
Ø Goodwill Negatif – Badwill.
Goodwill negatif yang disebut secara tidak tepat sebagai bodwill /
pembelian bersaing, muncul ketika nilai pasar wajar aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli
sktiva bersangkutan.
D. PENURUNAN NILAI AKTIVA TAK BERWUJUD
Penurunan nilai aktiva jangka panjang juga berlaku
untuk aktiva tak berwujud. Aktiva
akan dianggap menurun nilainya apabila kejadian / perubahan situasi
menunjukan bahw jumlah tercatat / nilai buku aktiva tidak dapat
dipulihkan. Kerugian penurunan nilai adalah jumlah nilai buku aktiva
melebihi nilai wajar aktiva.
Ø
Aktiva Tak Berwujud yang dapat Diidentifikasikan secara khusus.
Perhitungan kerugian penurunan nilai paten
adalah niali tercatat paten dikurangi nilai wajar. Ayat jurnal untuk mencatat
kerugian ini adalah :
Kerugian atas penurunan
Nilai
xxxx
Paten
xxxx
Ø
Aktiva Tak Berwujud Jenis Goodwill.
Penurunan niali goodwill melibatkan sekelompoak aktiva bersih. Niali tercatat / nilai
buku goodwill yang berhubungkan harus dieliminasi sebelum nilai tercatat aktiva jangka panjang yang menurun dan
aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasikan di kurangi hingga wajarnya. Perhitungan kerugian penurunan
nilai goodwill adalah Nilai tercatat dikurangi nilai wajar. Ayat hurnal untuk
mencatat panurunan nilai goodwill adalah :
Kerugian atas penurunan
nilai
xxxx
Goodwill
xxxx
E. BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R & D)
Semua biaya penelitian
dan pengembangan harus dibebankan ke beban pada saat terjadinya.
Ø Mengidentifikasikan
aktivitas penelitian dan pengembangan.
Ø Akuntansi untuk aktivitas
penelitian dan pengembangan.
Biaya yang berkaitan dengan aktivitas R
& D dan perlakuan akuntansi terhadap biaya yersebut adalah sebagai berikut
;
1.
Bahan, peralatan, dan fasilitas catat keseluruhan beban sebagai biaya, kecuali
jika pos – pos itu memiliki kegunaaan alternatif di nasa depan. Kemudian
catatlah sebagai persedian dan dialokadikan ketika dikosumsi dan disusutkan
ketika digunakan.
2.
Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungn dengan personil yang
terlibat dalam R & D harus dibebankan ketika terjadi.
3.
Akitva tak berwujud yang dibeli. Catat
keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika pos – pos itu memiliki kegunaan
alternatif di nasa depan, kemudian kapitalisasi dan diamortisasikan.
4.
Jasa kontrak. Biaya jasa yang dilakukan harus dibebankan ketika terjadi.
5.
Biaya tak langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus termasuk
dalam biaya R & D, kecuali untuk biaya administratif dan umum, yang secara
jelas haus berhungan agar dapat dimasukkan dan dicatat sebagai beban.
Ø
Biaya – biaya lain yang serupa dengan biaya R & D.
1.
Biaya Start – up
Biaya start – up dikeluarkan dalam suatu
kali aktivitas untuk memulai operasi baru. Biaya start – up termasuk biaya
organisasional yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengorganisasikan entitas
baru. Biaya start – up bersifat langsung: bebankan biaya start – up ketika
dikeluarkan.
2.
Kerugian operasi awal.
3.
Biaya iklan.
Biaya iklan harus dibebankan ketika
dikeluarkan / pertama kali iklan dimuat.
4.
Biaya perangkat lunak komputer.
F.
PENYAJIAN POS-POS TAK
BERWUJUD DAN YANG BERHUBUNGAN.
Ø Aktiva Tak Berwujud
Pelaporan aktiva tak berwujud berbeda dengan
pelaporan property, pabrik dan peralatan dalam akun kontra yang biasanya
ditunjukan.
Ø
Biaya penelitian dan pengembangan ( R & D ).
Pengungkapan harus dibuat dalam laporan
keuangan mengenai total biaya R & D yang dibebankan ke beban setiap periode
di mana laporan laba-rugi disajikan.
Ø Aktiva lainnya.
Disebut sebagai beban yang di
tangguhkan.
G. PENGHENTIAN ( RETIREMENT ) DAN
PELEPASAN
Suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh lagi diakui, dan harus dihilangkan dari neraca,
saat aktiva tersebut dilepas atau
ketika ta ada lagi manfaat masa depan yang diharapkan dari penggunaannya atau
pelepasan yang dilakukan sesudahnya.
Keuntungan atau
kerugian yang timbeul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva
tidak berwujud ditentukan dengan menghitung selisih antara jumlah
penerimaan bersih dari pelepasan aktiva den nilai tercatat aktiva tersebut, serta diakui
sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar